Wuiih...kurang lebih 2 bulan..sejak posting terakhir Negeriku Terkoyak..blog ini ditinggalkan..keasyikan jobing di Mafia Wars..dan Cafe World di Facebook. Kali ini di awal bulan Desember mencoba mengudara kembali di dunia blog. Tulisan kali ini hanya mencoba merangkum berbagai kejadian yang terjadi selama dua bulan terakhir.
Negeri ini banyak mendapat cobaan, pertama banjir bandang di Wasior, kemudian gempa bumi dan gelombang tsunami di kepulauan Mentawai disusul kemudian di akhir bulan Oktober ini Merapi meletus kembali sejak letusan terakhir di tahun 2006 pasca gempa bumi. Letusan Merapi kali ini tidak seperti biasanya, kalau di tahun 2006 letusannya hanya sebentar alias masa awas nya berlangsung kurang lebih satu minggu, namun letusan kali ini berlangsung lebih lama bahkan status awas merapi diberlakukan kurang lebih selama 2 bulan. Letusan ini membawa korban yang cukup banyak, termasuk juru kunci merapi yaitu Mbah Maridjan.
Begitu berdukanya negeri ini, namun sangat disayangkan para petinggi negeri ini khususnya yang menjadi wakil rakyat yang seharusnya memikirkan keadaan rakyatnya malah melakukan studi banding keluar negeri. Alasan untuk tetap melakukan perjalanan tersebut karena budget untuk perjalanan studi banding telah dianggarkan. Wooow.....keren abis.
Selain peristiwa bencana alam, ada juga peristiwan lain yang lebih menyedihkan lagi bahkan boleh dibilang sangat menyesakkan dada rakyat Indonesia yaitu begitu mudahnya seorang Gayus Tambunan, mungkin tidak hanya Gayus saja tapi Gayus-Gayus yang lain bisa seenaknya mereka keluar masuk penjara. Betapa menyedihkan negeri ini, para aparat penegak hukum yang seharusnya menjadi payung keadilan bagi masyarakat negeri ini malah menjadi payung keadilan segelintir orang berduit. Demi kemakmuran dan kesejahteraan sesaat mereka menggadaikan rasa keadilan rakyat ini.
Belum usai duka masyarakat Yogya berhenti mengalir, kini masyarakat Yogyakarta kembali terluka oleh pernyataan Presiden SBY berkaitan dengan keistimewaan DIY. Monarki bertentangan dengan demokrasi. Bahwa penetapan gubernur DIY tidaklah demokratis. Timbul pertanyaan kemudian apakah demokratis itu identik dengan pemilihan, apakah kemudian apabila terjadi kesepakatan bersama atau apabila proses pemilihan pucuk pimpinan dilakukan dengan musyawarah mufakat itu tidak demokratis. Bingung jadinya..dengan pengertian demokrasi.
Meskipun Yogyakarta saat ini tengah berduka dan diterpa persoalan politik, namun masyarakat Yogya tetap adem ayem. Persoalan-persoalan yang timbul saat ini dihadapi masyarakat Yogya dengan hati yang lapang, walaupun masyarakat Yogya melakukan demo dalam menyampaikan aspirasinya, namun tetap berjalan damai, tidak dilakukan dengan anarkis. Yogyakarta Berhati Nyaman.
Kepada rekan-rekan semua Yogyakarta tetaplah aman, apabila ingin berlibur, monggo berliburan ke Yogyakarta.
welkom bek brother..
ReplyDeleteIya, bencana demi bencana terus mengoyak negeri ini. Perlu instropeksi untuk selalu bermusahabah diri
ReplyDeleteya kita memang harus prihatin, semoga segala persoalan cepat selesai
ReplyDeleteselamat datang lagi nih
ReplyDeleteselamat online lagi sob ya
ReplyDeletemet datang di dunia maya lagi..
ReplyDeletesalam sob
ReplyDeletemet datang ke blog again
@coretan hidup...yups...interopeksi diri
ReplyDelete@cerita tugu..amieen..
@tomo, hikmah teladan, kisah abunawas, uswah islam....thengkyu..
salam sobat
ReplyDeletesenangnya bisa online lagi,
wah lagunya Yogya ni,
aku juga gak ngerti
ReplyDeletekenapa sih tiba tiba SBY iseng banget mempersoalkan Jogja??
bikin keruh suasana aja
Selamat datang kembali....
ReplyDeleteDuh, lama banget istirahatnya... ^_^
Iya nih... akhir2 memang banyak kejadian2 luar biasa di negara kita tercinta ini,
ReplyDeleteHalo fajar, kangen nih lama tak jumpa hehe :D
ReplyDeleteasik ni ada musiknya kla Joz..
duh saya juga lagi jarang ol mas, posting terjadwal ol seminggu sekali... hiksss
ReplyDeleteselamat mengudara kembali :-)
ReplyDelete