Betapa Ringannya Sholat
Baru saja kita memperingati Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Isra’Mi’raj merupakan salah satu mu’jizat terbesar Rasulullah SAW. Tepat pada tanggal 27 Rajab Rasulullah melakukan perjalanan Isra’ dan Mi’raj dengan ditemani malaikat Jibril. Isra’ Mi’raj merupakan suatu perjalanan Rasulullah dari Masjidil Haram (Mekkah) menuju Masjidil Aqsa (Palestina) yang selanjutnya langsung naik menuju Sidratul Munthoha dengan menaiki kendaraan yang khusus yaitu Buraq. Perjalanan tersebut ditempuh dalam waktu satu malam. Sesampainya di Sidratul Munthoha Rasulullah mendapatkan wahyu secara langsung dari Allah yaitu suatu perintah dari Allah untuk melaksanakan shalat.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas patutlah kita bertanya pada diri sendiri apakah didalam kehidupan kita sehari-hari sudah melaksanakan shalat secara rutin, minimal sebagai kewajiban kita selaku seorang muslim. Ataukah masih bolong-bolong dengan kata lain berling (yen kober lan eling), bahkan yang lebih parah lagi tidak pernah sholat sama sekali? Kalau hal tersebut terjadi mengapa sholat itu sangat berat untuk dilakukan?
Kalau kita kaji lebih dalam sebenarnya sholat itu sangatlah ringan. Kenapa ringan? Pertama, jumlah sholat dalam sehari hanya 5 kali, padahal pada awal mulanya Allah SWT memerintahkan kepada Rasulullah SAW untuk melaksanakan sholat dalam sehari sebanyak 50 kali. Namun kemudian atas nasehat Nabi Musa, Rasulullah mengajukan permohonan kepada Allah agar memberi keringanan jumlah shalatnya dan Allah SWT mengabulkannya. Sampai akhirnya sejumlah 5 kali sehari seperti yang kita lakukan saat ini
Kedua, karena sholat itu hanya membutuhkan jumlah waktu yang sangat relatif singkat dari keseluruhan waktu hidup kita selama sehari. Sebagai gambaran betapa ringannya waktu sholat, penulis akan coba uraikan secara sederhana sebagai berikut. Misalnya, kita didalam melaksanakan sholat diambil waktu yang tercepat yaitu lamanya kita sholat kurang lebih waktunya lima menit, sedangkan selama sehari kewajiban kita sholat fardhu adalah lima kali, maka apabila per sholat waktunya lima menit maka jika kita kalikan dengan jumlah sholat fardhu maka hasil secara keseluruhan waktu sholat kita adalah 25 menit. Mari sekarang kita bandingkan dengan keseluruhan waktu kita selama satu hari. Dalam hitungan jam satu hari itu adalah 24 jam. Mari kita berhitung lagi, 24 jam dikurangi 25 menit adalah 23 jam 35 menit. Artinya bahwa oleh Allah SWT kita diberikan waktu selama 23 jam 35 menit untuk secara bebas menjalani kehidupan ini dengan berbagai aktifitas. Selama itu pula kita bebas untuk bekerja, makan, minum, belajar, belanja, mencari hiburan. Subhanallah.
Betapa enaknya kita selaku manusia…begitu dimanjakan oleh Allah SWT. Nah, sekarang kenapa ketika Allah SWT hanya meminta waktu kita selama 25 menit untuk menghadap-Nya sangatlah berat untuk dilakukan. Padahal sebenarnya kalau kita melihat perbandingan waktu antara sholat dengan aktifitas kehidupan kita maka waktu sholat sangatlah sedikit dibandingkan dengan kebebasan yang telah diberikan oleh Allah SWT kepada kita
Itulah sedikit gambaran tentang betapa ringannya sholat itu untuk dilaksanakan. Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca, namun yang lebih penting lagi tulisan ini hanya sekedar mengingatkan diri yang lemah ini.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas patutlah kita bertanya pada diri sendiri apakah didalam kehidupan kita sehari-hari sudah melaksanakan shalat secara rutin, minimal sebagai kewajiban kita selaku seorang muslim. Ataukah masih bolong-bolong dengan kata lain berling (yen kober lan eling), bahkan yang lebih parah lagi tidak pernah sholat sama sekali? Kalau hal tersebut terjadi mengapa sholat itu sangat berat untuk dilakukan?
Kalau kita kaji lebih dalam sebenarnya sholat itu sangatlah ringan. Kenapa ringan? Pertama, jumlah sholat dalam sehari hanya 5 kali, padahal pada awal mulanya Allah SWT memerintahkan kepada Rasulullah SAW untuk melaksanakan sholat dalam sehari sebanyak 50 kali. Namun kemudian atas nasehat Nabi Musa, Rasulullah mengajukan permohonan kepada Allah agar memberi keringanan jumlah shalatnya dan Allah SWT mengabulkannya. Sampai akhirnya sejumlah 5 kali sehari seperti yang kita lakukan saat ini
Kedua, karena sholat itu hanya membutuhkan jumlah waktu yang sangat relatif singkat dari keseluruhan waktu hidup kita selama sehari. Sebagai gambaran betapa ringannya waktu sholat, penulis akan coba uraikan secara sederhana sebagai berikut. Misalnya, kita didalam melaksanakan sholat diambil waktu yang tercepat yaitu lamanya kita sholat kurang lebih waktunya lima menit, sedangkan selama sehari kewajiban kita sholat fardhu adalah lima kali, maka apabila per sholat waktunya lima menit maka jika kita kalikan dengan jumlah sholat fardhu maka hasil secara keseluruhan waktu sholat kita adalah 25 menit. Mari sekarang kita bandingkan dengan keseluruhan waktu kita selama satu hari. Dalam hitungan jam satu hari itu adalah 24 jam. Mari kita berhitung lagi, 24 jam dikurangi 25 menit adalah 23 jam 35 menit. Artinya bahwa oleh Allah SWT kita diberikan waktu selama 23 jam 35 menit untuk secara bebas menjalani kehidupan ini dengan berbagai aktifitas. Selama itu pula kita bebas untuk bekerja, makan, minum, belajar, belanja, mencari hiburan. Subhanallah.
Betapa enaknya kita selaku manusia…begitu dimanjakan oleh Allah SWT. Nah, sekarang kenapa ketika Allah SWT hanya meminta waktu kita selama 25 menit untuk menghadap-Nya sangatlah berat untuk dilakukan. Padahal sebenarnya kalau kita melihat perbandingan waktu antara sholat dengan aktifitas kehidupan kita maka waktu sholat sangatlah sedikit dibandingkan dengan kebebasan yang telah diberikan oleh Allah SWT kepada kita
Itulah sedikit gambaran tentang betapa ringannya sholat itu untuk dilaksanakan. Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca, namun yang lebih penting lagi tulisan ini hanya sekedar mengingatkan diri yang lemah ini.