Sore itu di beranda rumah dirimu terlihat sedang menikmati senja yang mendung dengan bertemankan segelas teh dan sebatang rokok terselip diantara jari-jarimu rambutmu yang putih tampak menari nari menyambut sapaan sang bayu yang bertiup semilir menerpa wajahmu. Terlihat begitu nyaman dan tenteram dirimu, terlihat dari sorot matamu yang begitu teduh.
Saat kulihat dirimu begitu menikmati senja kala itu ingatanku kembali melayang menuju masa lalu, kala masih kecil dulu. Saat mau tidur dirimu tidak pernah bosan memberikan dongeng sebelum tidur. Beragam dongeng dirimu ceritakan dari dongeng nabi dan rasul, sampai dongeng serial kancil. Meskipun engkau merasa lelah, namun engkau tidak pernah menolak untuk mendongeng sebagai penghantar tidurku. Saat dirimu mendongeng serasa diriku ikut terbawa dalam alur dongeng yang engkau ceritakan. Dirimu dalam merangkai kata-kata untuk menjadi kalimat dongeng begitu menyejukkan hati.
Suatu saat dirimu mengajak diriku pergi menggembalakan kerbau di sebuah padang rumput yang menghijau. Dirasa kerbau sudah kenyang dan sang mentari telah berada ditepian horison, perjalanan dilanjutkan menuju sungai melakukan ritual memandikan kerbau. Secara tidak langsung dirimu mengajarkan bahwa segala sesuatu yang kita
punya harus kita rawat dengan sebaik-baiknya jangan kita biarkan
berserak. Di lain waktu dirimu mengajak diriku untuk memetik kelapa di kebun sebelah timur desa. Kulihat dirimu tampak terampil dan cekatan dalam memanjat pohon kelapa, meski usiamu sudah lanjut. Sekali panen kurang lebih 10 pohon kelapa engkau panjat, dan staminamu tetap terjaga. Banyak orang sudah mengingatkan dirimu, agar berhenti memanjat pohon kelapa namun dirimu tetap tak bergeming.Itulah dirimu ketika mempunyai keinginan tidak ada yang bisa mencegahmu.
Saat ini usiamu telah menginjak 98 tahun, dirimu senantiasa tampak sehat dan bugar selalu meski kadang sakit datang menerpamu, itupun hanya sakit ringan biasa. Saat kutanya apa resepnya sehingga dirimu masih tetap sehat dan bugar. Dirimu hanya berkata "ikhlas". Apabila ada persoalan yang mendera selesaikan persoalan itu dengan sabar. Sebuah jawaban yang ringan, namun sangat berat untuk diaplikasikan bagi sebagian orang. Diriku hanya bisa berdoa semoga Allah SWT senantiasa memberikan kesehatan kepada dirimu. Amieen.
Kenangan masa kecil yang indah. Ada angin keteduhan dan kesejukan yg aku rasakan dari sosok Simbah Kakung.
ReplyDeleteiya mas...
Deletewuihh, kenangan masa kecil yah..
ReplyDeletesungguh menarik..
Nggih mbah :-)
ReplyDeletengggih.juga mbah...
DeleteInsya Allah mbahkung selalu sehat y pak. beliau sangad bersahaja :D
ReplyDeleteamieeen.... mbak..terima kasih doanya...
DeleteSimbah kakung yang perkasa mas.
ReplyDeleteSalut dengan filosofi-nya..
thanks..mas..
DeleteSangat2 susah bagiku untuk Ikhlas dan sabar,
ReplyDeleteTerus berusaha ke arah sana.
idem mas.. mudah diucap namun susah untuk dijalani..tapi bukan berarti tidak bisa tho..
DeleteAch...mbah kakung ku semuanya sudah dipanggil kembali oleh Penciptanya...
ReplyDeletetapi masih sempat ketemu tho..om..
Deletesimbah emang keren. . . dia nyekolahin aku kala SMP dulu. . . .
ReplyDeletesiip..om.. kadang..simbah...kalau sayang sama putu..mantaps...
Deleteadeem bener
ReplyDeletekulo gak punya kenangan ttg simbah mas, semuanya sudah wafat sebelum inyong lahir, tahunya cuman pamannya bapak hix
wah..ketemu mbah alit nggih mas...
Delete