Kali ini aku mencoba mengangkat tema latah atau serius. Tema ini tetap berkaitan dengan ternak kenari atau mungkin saat ini yang juga sedang naik daun.. *ulaaat kali naik daun.. ternak Love Bird. Banyak orang saat ini tengah berlomba-lomba untuk menjadi seorang peternak burung khususnya kenari dan love bird. Dengan hasil yang cukup menawan hati.. mampu memikat banyak orang untuk ikutan menjadi breeder. Taruhlah kenari harga anakan usia satu bulan utk AF 250 rb, sedangakn F1 1 juta sampai 1,5 juta, belum yang F2.. lihat di Ternak Kenari, demikian pula dengan harga Love Bird yang saat ini tengah berada di awang awang. Sepasang Love Bird Lutino siap telur kurang dan lebihnya 20 jt, anakan sepasang 4 juta.. sebuah harga yang fantastis. Harga yang mampu membius setiap orang untuk menjadi breeder..
Dan di setiap tongkrongan, saat ini pasti orang membicarakan burung terutama kenari dan love bird. Boleh dikatakan untuk saat ini kenari dan love bird adalah burung sejuta umat. Walah malah ngelantur yak..Oke.. kita kembali pada permasalah utama yaitu latah atau serius. Orang tertarik dengan dunia perburungan ada beberapa hal antara lain. Pertama, tertarik dengan harga yang ciamik, Kedua, karena lingkungan dimana dia gaul sering membicarakan soal burung, ketiga, karena pada dasarnya dia sudah hobi koleksi burung yang kemudian dari hobi itu dia menjadi peternak burung.
Sekarang yang patut dipertanyakan adalah untuk kategori pertama dan kedua diatas apakah mereka latah atau serius untuk memelihara atau beternak burung. Berdasarkan penerawangan dari eyang sabar,.. kebanyakan dari dua kategori itu adalah karena mereka latah. Memang sih ada juga yang akhirnya serius terjun di dunia perburungan terutama ternak burung. Bagi yang latah kalau aku saranin mending jangan deh.. bukannya tidak boleh, "aslinya takut tersaingi..wkk.wkk.." karena motivasinya sudah berbeda. Motivasi utama adalah ingin mendapatkan hasil yang banyak dari ternak kenari atau love bird dengan cepat, sehingga kadang dalam pembelian burung sepasang kadang gila-gilaan. Secara mereka belum tahu betul akan burung.. maka hal itu akan dimanfaatkan dengan mudah..oleh para penjual burung untuk merauk keuntungan dari pemula ini. Sehingga untuk terjun ke dunia ini kuatkan dulu motivasi kita, iya memang kita pengin mendapatkan hasil dari ternak burung ini, namun perlu juga paham bahwa dalam ternak burung ini harus melalui rangkaian proses yang boleh dikatakan mudah namun juga bisa dikatakan sulit. Siapkah diri kita dengan proses tersebut?
Alasan yang lain adalah kasihan akan burung yang dipeliharanya tersebut. Motivasi awal karena ingin mendapatkan hasil yang cepat dari ternak burung, namun ternyata meleset dari prediksi, entah itu burungnya mati, entah itu burungnya mabung, entah itu burungnya sakit. Maka, biasanya nih.. orang tersebut kemudian akan seenaknya dalam proses merawat burung tersebut. Pas awal beli dan ada motivasi berlebih, wuiiih..dalam merawat burung puool.. telaten.. tempat makan dan minum burung senantiasa bersih, sangkar burung juga bersih.. namun begitu prediksinya meleset dooooh.. yang terjadi sebaliknya.. tempat pakan dan minum sampai lumutan.. sangkar kotor juga di cuekin.. perawatan burung pun yang penting cukup pakan dan minumnya.. ntu biasanyaa yang terjadi. So itulah kenapa, motivasi itu harus dipertanyakan kembali latah atau serius.. Oh. ya tulisan ini sedikit pernah disinggung di Ternak Kenari
"Apapun itu kalau hanya sekedar latah mending ndak usah aja deh.. eman-eman, namun kalau siap serius.. silahkan di lanjuuuut.."
hmm..lagi musimnya ya...
ReplyDeleteteringat jamannya tanaman Jemani melambung tinggi, banyak yg mendulang rupiah, untung banyak, beli rumah, mobil tapi mendadak harganya jatuh..
Beberapa yang cerdas, memilih untuk berhati-hati dalam mengelola keuangannya. Namun, tidak sedikit yang terlena dengan rupiah dan mudah bangkrut.
nek aku, om...
ReplyDeletenek aku...
ngomong urusan manuk biasane serius pol
tapi yang baca malah suka latah latah...
makanya saya nggak suka miara-miaraan, karena biasanya cenderung tak konsisten
ReplyDeletebetul itu, di Kotaku banyak banget yg pelihara burung T.T
ReplyDeletetapi sekarnag udah ga begitu banyak, tapi 1-2 bulan kemarin ruame bangett
setuju mas, pasti hanya latah nanti kalau nda jadi berhenti dengan sendirinya yang ada hanya kerugian
ReplyDeleteterimakaih atas informasinya sobat
ReplyDeletesalam kenal
hahaha, paling ikut-ikutan aja tuk memelihara burung. tapi emang sih motivasi perlu dipertanyain, serius atau memang cuman latah...
ReplyDeletememang kalau dilihat sekilas, bahwa kebanyakan dari para peternak dalam mulai berusaha itu karena latah saja, namun namanya juga berusaha..bukankah tidak setiap usaha langsung bisa berhasil...bisa jadi karena latah dan ternyata ternyata berhasil, akhirnya diseriusi...akan tetapi kalau tidak berhasil akhirnya beralih ke usaha lain.... ,
ReplyDeletejadi latah atau serius, tergantung bagaimana hasilnya nanti...salam :-)